Revolusi Kuliner dalam Kemandirian Pangan, Menuju Generasi Sehat dan Cerdas

Mutsla.my.id – Hasil survey yang diadakan oleh World Instant Noodles Association menyebutkan bahwa bahwa Indonesia merupakan negara dengan kuliner konsumsi mie instan terbanyak kedua di dunia pada tahun 2023, dengan total konsumsi mencapai 14,54 miliar porsi.

Hidangan satu ini seolah sudah menjadi santapan khas masyarakat Indonesia. Selain cara memasknya yang praktis, tinggal merebus air lalu mie dimasukkan ke dalamnya, mie instan juga tersedia dengan banyak pilihan rasa yang benar-benar menggugah selera. Selain itu juga ramah di kantong, dengan harga yang relatif terjangkau. Hingga muncul ungkapan mie instan tuh menu khasnya anak kos.

Mie instan dibuat dari Bahan utama seperti tepung terigu dan air dicampur secara merata, kemudian diproses menggunakan mesin roll berfungsi untuk menggiling adonan menjadi lembaran tipis dengan ketebalan yang diinginkan. Setelah itu, lembaran tersebut dipotong menjadi untaian mi.

Tepung terigu merupakan tepung halus yang berasal dari biji gandum yang telah dipisahkan dari kulit arinya dan digiling hingga menjadi bubuk halus. Untuk memenuhi kebutuhan produksi tepung terigu, Indonesia mengimpor sekitar 9,45 juta ton gandum pada tahun 2024.Sebagian besar gandum yang digunakan untuk membuat tepung terigu di Indonesia diimpor. Australia adalah pemasok terbesar, dengan total pengiriman mencapai 2,15 juta ton hingga September 2024.

Sangat miris bukan, jika Indonesia dengan luas tanah luas wilayah Indonesia termasuk daratan dan perairan dapat mencapai sekitar 8,3 juta km² dan keanekaragaman hayati yang begitu besarnya ( Indonesia memiliki lebih dari 30.000 spesies tumbuhan) harus menggantungkan diri pada impor untuk kebutuhan pangannya.

Mari kita tinjau mie instan dari sisi yang lain ; Tepung terigu kaya akan karbohidrat, terutama pati (68-78% dari total komposisinya), protein (sekitar 6-8%), serat, vitamin, dan mineral. Kandungan gluten dalam tepung terigu memberikan sifat elastisitas yang penting dalam pembuatan adonan.

Tentang Kuliner, Tahukah Anda Apa itu Gluten?

Gluten adalah protein yang terdapat dalam gandum dan tepung terigu. Pada anak-anak, konsumsi gluten yang berlebihan dapat meningkatkan risiko penyakit celiac, yaitu kondisi autoimun yang merusak lapisan usus halus dan menghambat penyerapan nutrisi. Gejala dari penyakit ini bisa sangat serius dan memerlukan perhatian medis.

Selain Gluten, tepung terigu juga mengandung Aloksan adalah senyawa yang terbentuk selama proses pengolahan tepung terigu. Zat ini dapat merusak sel beta pankreas, yang berfungsi memproduksi insulin. Kerusakan ini dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah dan berpotensi memicu diabetes tipe 2, ditambah dengan kandungan karbohidrat yang terkandung di dalamnya , konsumsi berlebihan dapat menyebabkan lonjakan gula darah. Ini dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes, dan penyakit jantung di masa depan.Anak-anak yang mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat dengan indeks glikemik tinggi juga berisiko mengalami resistensi insulin.

Selain itu, anak-anak dengan autisme sering mengalami gangguan pencernaan yang membuat mereka sulit mencerna protein, termasuk gluten. Ketidakmampuan ini dapat menyebabkan peptida dari gluten tidak terurai dengan baik dan masuk ke aliran darah, kemudian mencapai otak.. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi gluten berlebihan dapat memperburuk gejala hiperaktif pada anak autis.

Gambar proses hemodialisa/cuci darah pada anak penderita gagal ginjal.

Para orang tua yang menyadari hal ini akan membatasi sebisa mungkin kuliner konsumsi mie instan untuk anak-anak mereka. Namun seringkali dihadapkan dengan hambatan berupa rengekan si kecil, juga selera makan anak yang sudah memfavoritkan mie instan.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan inovasi kuliner produk mie instant yang bahan dasarnya bebas gluten, alternatif lokal yang tidak hanya meningkatkan

nilai gizi produk pangan tetapi juga dapat mengurangi ketergantungan pada tepung terigu (baca ketergantungan terhadap impor)

Kita ambil salah satu contoh produk mie instant di pasaran yang menggunakan tepung Mocaf alias tepung yang dihasilkan dari singkong (ubi kayu)

Gambar produk mie instant berbahan dasar tepung mocaf                 

Tepung Mocaf mengandung nutrisi Tinggi, kalsium, fosfor, serat, dan vitamin C lebih tinggi dibandingkan tepung terigu.

Dan yang terpenting produk ini bebas gluten.

Simak Tabel berikut !

Perbandingan Kandungan Gizi Tepung Mocaf vs Tepung Terigu

Kandungan GiziTepung MocafTepung Terigu
Energi (kalori)Lebih rendah (sekitar 346 kalori per 100g)Tinggi (sekitar 364 kalori per 100g)
ProteinRendah (sekitar 1-3g per 100g)Tinggi (sekitar 10-13g per 100g)
KarbohidratTinggi (sekitar 84g per 100g)Tinggi (sekitar 76g per 100g)
SeratTinggi (sekitar 6-10g per 100g)Rendah (sekitar 2-3g per 100g)
LemakRendah (sekitar 0.5-1g per 100g)Rendah (sekitar 1-2g per 100g)
GlutenTidak adaAda
Indeks GlikemikRendahSedang

Indeks glikemik (IG) pada tepung terigu lebih tinggi disbanding tepung Mocaf, IG adalah angka yang menunjukkan seberapa cepat makanan yang mengandung karbohidrat dapat meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh setelah dikonsumsi. Sederhananya, IG mengukur seberapa cepat dan tinggi kadar gula darah naik setelah makan makanan tertentu. Jika makanan mengandung IG lebih tinggi secara otomatis lebih rentan menyebabkan naiknya kadar gula darah setelah dikonsumsi.

Dari deskripsi di atas, sangat jelas bahwa dari semangkuk Mie kita bisa menjadi pelopor Revolusi Kuliner  dalam memberikan sajian yang sehat untuk keluarga, mewujudkan anak anak sehat, generasi yang cerdas. Secara umum menuju kemandirian pangan, bebas ketergantungan terhadap impor adalah bonus akhirnya.

Indinesia adalah negara yang kaya, gemah ripah loh jinawi…

Diawali hal yang sangat sederhana, menghasilkan sesuatu yang luar biasa….

Oleh Henny Qurota’Ayun Owner Eminent Nusantara

Scroll to Top