Mutsla.my.id – Emotional selling adalah teknik pemasaran yang membangun hubungan emosional dengan calon pelanggan. Salah satu cara paling efektif adalah dengan storytelling, yaitu menyampaikan pesan dalam bentuk cerita yang menginspirasi, menyentuh hati, atau membangkitkan emosi tertentu.
Contoh Storytelling dalam Emotional Selling
Misalnya, sebuah brand susu formula ingin menarik perhatian para ibu. Daripada hanya menyebutkan manfaat nutrisi susu, mereka bisa menggunakan storytelling seperti ini:
“Rina adalah seorang ibu muda yang selalu cemas apakah bayinya mendapatkan cukup nutrisi. Suatu hari, ia bertemu dengan seorang dokter anak yang menyarankan susu berkualitas tinggi yang bisa mendukung pertumbuhan optimal. Sekarang, Rina lebih percaya diri karena melihat anaknya tumbuh sehat dan ceria setiap hari.”
Dengan cerita ini, calon pelanggan—ibu-ibu lainnya—akan merasa terhubung dengan tokoh dalam cerita dan lebih cenderung mempertimbangkan produk tersebut.
Cara Lain dalam Emotional Selling
Selain storytelling, emotional selling bisa dilakukan dengan beberapa cara lain:
1. Menggunakan Gambar dan Video yang Memicu Emosi
Visual memiliki kekuatan besar dalam membangun emosi. Misalnya, iklan dengan bayi yang tersenyum setelah minum susu atau video seorang anak yang bahagia karena mendapatkan hadiah mainan dari ayahnya bisa lebih efektif dibandingkan hanya teks biasa.
2. Menggunakan Kata-kata yang Menggugah Perasaan
Pilihan kata sangat berpengaruh dalam emotional selling. Misalnya, perbandingan berikut:
- Tanpa emosi: “Susu ini mengandung kalsium tinggi.”
- Dengan emosi: “Berikan cinta terbaik untuk si kecil dengan nutrisi lengkap untuk tumbuh sehat dan ceria setiap hari.”
3. Membangun Kepercayaan dengan Testimoni
Cerita nyata dari pelanggan bisa membangun kepercayaan yang lebih kuat. Testimoni seperti:
“Saya selalu khawatir tentang pertumbuhan anak saya. Tapi setelah mencoba produk ini, saya melihat perubahan luar biasa!”
akan lebih menyentuh dibandingkan hanya menyebutkan manfaat produk secara langsung.
4. Menggunakan Teknik FOMO (Fear of Missing Out)
Ketakutan akan kehilangan sesuatu bisa menjadi pemicu emosi yang kuat. Misalnya, menggunakan kalimat seperti:
- “Jangan sampai anak Anda kehilangan masa pertumbuhan emasnya, berikan nutrisi terbaik hari ini!”
- “Promo spesial ini hanya berlaku hari ini—jangan sampai ketinggalan!”
5. Membangun Koneksi dengan Nilai dan Misi yang Sama
Pelanggan lebih tertarik pada brand yang memiliki nilai yang sejalan dengan mereka. Jika sebuah brand menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan atau kesehatan keluarga, pelanggan dengan nilai yang sama akan lebih mudah terhubung secara emosional.
Emotional selling adalah teknik pemasaran yang berfokus pada membangun koneksi emosional dengan pelanggan. Cara paling efektif adalah dengan storytelling, tetapi bisa juga dilakukan melalui visual yang kuat, pemilihan kata yang menyentuh, testimoni, FOMO, dan kesamaan nilai dengan audiens.
Mana teknik yang menurut Anda paling cocok untuk bisnis atau produk yang ingin Anda pasarkan?