Mutsla.my.id – Dalam beberapa tahun terakhir, konsep Badan Usaha Milik Masjid (BUMM) semakin berkembang sebagai solusi inovatif dalam meningkatkan kemandirian finansial masjid serta kesejahteraan jamaahnya. Beberapa masjid di Indonesia telah mengelola berbagai unit usaha yang tidak hanya menopang operasional masjid, tetapi juga memberikan manfaat luas bagi masyarakat.
Masjid Jogokariyan, Yogyakarta: Wirausaha Berbasis Jamaah
Masjid Jogokariyan di Yogyakarta telah menjadi pelopor dalam pengelolaan BUMM. Dengan semangat kemandirian, masjid ini telah mengembangkan beberapa unit usaha, di antaranya:
- Toko Roti Jogokariyan: Menyediakan berbagai jenis roti dan makanan ringan dengan standar kualitas tinggi, melayani kebutuhan masyarakat sekitar sekaligus menjadi sumber pemasukan bagi masjid.
- Penginapan atau Hotel Murah: Dengan 11 kamar berfasilitas modern, penginapan ini menjadi pilihan bagi musafir dan pengunjung yang membutuhkan tempat istirahat dengan biaya terjangkau.
- Peci Jogokariyan: Produk peci khas dengan motif batik yang telah menembus pasar internasional, seperti Tiongkok, Malaysia, Eropa, dan Australia. Keuntungan dari penjualan digunakan untuk mendukung berbagai kegiatan masjid.
- Jogostore: Menjual berbagai merchandise bertemakan Masjid Jogokariyan, termasuk pakaian dan aksesoris.
Dengan berbagai usaha ini, Masjid Jogokariyan berhasil mengoptimalkan dana infak dan sedekah untuk menciptakan lapangan kerja serta meningkatkan kesejahteraan umat.
Masjid Raya Al-Falah, Sragen: Membangun Kepedulian Sosial
Masjid Raya Al-Falah di Sragen juga telah mengembangkan berbagai unit usaha untuk mendukung operasional dan pelayanan kepada jamaah. Beberapa unit usaha yang dikelola antara lain:
- Warung Makan Rakyat: Menyediakan makanan dengan harga terjangkau, seperti nasi soto Rp5.000 dan nasi gudeg Rp3.000, guna melayani kebutuhan masyarakat sekitar.
- Program “Sego Jumat Berkah”: Program ini menyalurkan sekitar 7.000 paket nasi bungkus dan nasi kotak setiap Jumat untuk jamaah di 10 masjid sekitar.
- ATM Beras: Sebuah inovasi yang memungkinkan kaum dhuafa mendapatkan beras gratis melalui mesin ATM khusus.
- Layanan EO Pernikahan: Memanfaatkan fasilitas masjid untuk menyelenggarakan acara pernikahan dengan layanan profesional.
Dengan program-program ini, Masjid Raya Al-Falah tidak hanya meningkatkan kemandirian finansial, tetapi juga menjadi pusat kepedulian sosial bagi masyarakat sekitar.
Masjid Kapal Munzalan, Kalimantan Barat: Wirausaha Berbasis Komunitas
Masjid Kapal Munzalan di Kalimantan Barat juga telah mengembangkan berbagai unit usaha untuk mendukung kesejahteraan jamaahnya. Beberapa unit usaha yang dikelola di antaranya:
- Munzalan Mart: Toko ritel yang menyediakan kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat sekitar.
- Bahagia Barbershop: Layanan pangkas rambut bagi jamaah dan masyarakat umum.
- Ruang Bahagia: Fasilitas yang dapat digunakan untuk berbagai kegiatan komunitas.
- Salsabila Water: Usaha penyediaan air minum dalam kemasan.
- Roti Bahagia: Produksi dan penjualan berbagai jenis roti.
- Bismika Grafika: Unit usaha percetakan yang berkembang melalui wakaf produktif.
Melalui unit usaha ini, Masjid Kapal Munzalan Indonesia semakin mandiri secara finansial dan mampu memberikan pelayanan yang lebih luas kepada jamaah serta masyarakat sekitarnya.
Kesimpulan
Konsep Badan Usaha Milik Masjid (BUMM) telah terbukti menjadi strategi efektif dalam membangun kemandirian masjid serta meningkatkan kesejahteraan jamaah dan masyarakat sekitar. Dengan pengelolaan yang profesional, BUMM tidak hanya menjadi sumber pendapatan bagi masjid, tetapi juga membuka peluang kerja dan memberikan manfaat sosial yang nyata. Semoga inisiatif ini dapat terus berkembang dan menginspirasi lebih banyak masjid di Indonesia untuk berkontribusi dalam pembangunan umat melalui kemandirian ekonomi.